Analysis of Qiyas Preposition in the Thoughts of Ibn Hazm

Peran serta kehujahan qiyas selaku salah satu usaha menggali suatu hukum, nyatanya sedang meninggalkan dilema perbincangan diantara jumhur malim dalam kurun durasi yang jauh. Sementara itu jadi harapan ketika kasus tidak ditemui status ketetapannya Al- Qur’ an, Sunnah, ijma’. Dalam catatan ini, pengarang hendak menelaah mengenai argumentasi dibentuk oleh Ibn Hazm upayanya menyangkal tata cara penentuan hukum Islam. Riset ini merupakan library research ataupun riset pustaka dengan memakai kualitatif bertabiat deskriptif analisa, ialah mengakulasi sumber- sumber berhubungan subjek, setelah dianalisis untuk menanggapi sudah diformulasikan. Hasil membuktikan kalau Al-Qur’ dan Hadits pangkal penting Islam, walaupun Islam masih memiliki keterbatasan redaksional sedangkan permasalahan timbul senantiasa bertumbuh tanpa batasan, mengalami supaya terbebas dari nash para jalur keluar Jumhur akur kepada keabsahan qiyas. Sebaliknya beberapa perihal ajaran Zhahiri dimotori bagus Antipati atas didasarkan pada dalil- dalil al- Qur`an Perkataan nabi, hanya beliau membelit- belitkan terdapatnya ijma’ kawan bagi klaim pendukung bawah Selaku keterkaitan penilakan qiyas, akal fiqhnya lebih banyak Istishâb pendekatan analisa kebahasaan ijtihad jalani.